Laman

Sabtu, 25 April 2009

Menyontek akan dibolehkan.

http://kalipaksi.files.wordpress.com/2007/06/nyontek-2.gifMenyontek, atau kata dasarnya sontek (sering disalahsebutkan sebagai contek), menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi 1995 berarti; menjiplak (tulisan dsb) seperti aslinya; menjiplak.Secara ghalib, menyontek mengacu kepada kegiatan curang yang dilakukan oleh siswa yang (biasanya malas belajar, atau tidak sempat belajar) dengan menjiplak jawaban temannya, atau mendapatkan sumber jawaban yang lain dengan melihat buku atau alat bantu lain ketika ujian.

Kenapa sih, tidak boleh menyontek? Pertanyaan itu banyak diajukan siswa. Jawabannya banyak. (Di antaranya, bisa dibaca pada tulisan dengan judul Love is a Fallacy pada blog ini). Menyontek juga menyebabkan siswa menjadi tidak percaya diri dan malas belajar. Buat apa belajar kalau kita bisa mendapat jawabannya dengan mudah? Lagipula kalau tidak menyontek, nilainya bisa di bawah KKM. Artinya: Remedy. Peace, man! Peace!


Suatu hari, Purdi E. Chandra, pendiri dan pemilik salah satu bimbingan belajar terbesar di Indonesia ditanya oleh seorang guru. "Bagaimana ya, caranya supaya murid-murid saya banyak yang lulus ujian? Saya khawatir, karena tahun kemarin banyak yang tidak lulus," tanya sang guru sambil menerangkan kerisauannya.
Jawab Pak Purdi,"Coba Bapak kasi mereka menyontek, dan lihat hasilnya nanti. Pasti banyak yang lulus."

Tentu saja jawaban pak Purdi itu bercanda, karena kalau serius, tidak ada lagi yang akan ikut bimbingan belajar dan Primagama bisa bangkrut.

Tetapi apakah menyontek itu perlu? Pada zaman instant dan global seperti sekarang ini, menyontek adalah sebuah keharusan. Lihat saja, sistem dagang franchise, MLM, bimbingan belajar, pengerjaan skripsi mahasiswa yang copy and paste dari pekerjaan orang lain, dan masih banyak lagi contoh adalah menyontek yang ternyata membawa keberhasilan dan kejayaan bagi yang melakukannya.

Lantas, apakah menyontek itu boleh? Jawaban pastinya sih, enggak. Hanya bila kepepet, gak ketahuan, and gak dilarang. He he he
Terutama bila kasusnya adalah ketika try out kemudian menyontek. Sudah tidak berguna, melanggar aturan, ketahuan, mencelakakan diri sendiri. Kenapa mencelakakan diri? Ibarat orang yang akan masuk hutan, ketika ditanya apakah bekal-bekal sudah siap? Dia mengatakan sudah, sehingga yang melepaskan kepergiannya tidak mengkhawatirkan persiapannya dan dia mati kelaparan di hutan karena bekalnya tidak siap.

Namun tentu saja, menyontek ketika ujian adalah sebuah tindakan yang tidak terpuji dan akan membuat siswa menjadi kecanduan. Dan ini tidak baik untuk keselamatan belajar.
Oleh karena itu: jangan menyontek!

Ujian Nasional

Selama dua minggu saya tidak mengupdate blog saya karena kesibukan yang luar biasa menjadi panitia kabupaten Ujian Nasional tingkat SMA. Ujian Nasional untuk SMA telah usai dan dilanjutkan dengan Ujian Nasional untuk SMP. Meskipun sekarang ini saya sangat capek, tapi saya sempatkan juga untuk posting karena saya merasa sudah terlalu lama tidak melakukannya.

Kali ini saya ingin membicarakan fenomena Ujian Nasional. Ancaman "gagal dalam seminggu"akibat tidak memenuhi standar UN 5,5 untuk tahun 2009 ini, menyebabkan begitu banyak persoalan. Baik yang bersifat teknis seperti pencetakan, pengiriman soal, distribusi ke sekolah-sekolah, yang semuanya melibatkan polisi, tim pemantau Independent, pihak perguruan tinggi, dan sederet pihak, yang kabarnya bisa menjamin hasil UN yang "murni".

Meskipun saya setuju dengan pemurnian hasil UN, namun pelibatan banyak pihak, menurut saya, lebih banyak menghabiskan dana daripada pencapaian hasil yang dimaksudkan. Bahkan kemudian keterlibatan pihak-pihak ini menyebabkan kesulitan yang banyak.

Dan yang terparah adalah, pelaksanaan Ujian Nasional menjadi kaku dan terkesan tidak educative centrum.
Beberapa hal yang menjadi catatan the Guru adalah:
  1. Kehadiran polisi berseragam di lokasi ujian telah menyebabkan tekanan psikologis yang tinggi bagi siswa yang menyebabkan hasil UN menjadi tidak murni, karena mengerjakan soal di bawah tekanan tentu saja berbeda hasilnya apabila itu dilakukan dengan lebih santai.
  2. Kehadiran team independent kabupaten, propinsi, dan universitas di lokasi ujian lebih banyak merepotkan daripada membantu. Kehadiran mereka sama sekali tidak menyelesaikan masalah non-teknis. Misalnya, anggota team tidak memantau apakah pengawas ruangan sudah melakukan prosedur yang benar dalam memasukkan Lembar Jawaban ke dalam sampul lembar jawaban sebelum disegel. Banyak kasus sekolah yang pengawas ruangan tidak memeriksa kembali apakah ada jawaban siswa yang tertinggal, dan kehadiran anggota team yang banyak itu tidak memberikan kontribusi apa-apa terhadap kesalahan fatal seperti itu.
  3. Kehadiran anggota team yang banyak itu tidak menyelesaikan masalah non teknis lain, seperti misalnya, ketika ada lembar jawaban yang kena lem akibat kesalahan pengawas ruangan. Seandainya mereka bersepakat untuk mengganti lembar jawaban dengan menjiplak jawaban yang sudah dibuat siswa dengan pengawasan dari team independent, polisi, pengawas kabupaten, dan sebagainya, itu tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap tujuan dari kehadiran team-team ini ke sekolah. Karena yang ujian telah dilakukan oleh siswa, tapi masalahnya ada pada pengawas ruangan. Ke manakah hati nurani dalam hal ini?
  4. Pihak perguruan tinggi yang terlibat juga seperti robot saja. Tidak fleksibel dalam pelaksanaan, tidak mempertimbangkan faktor psikologis, dan humanity. Semuanya dinilai secara mesin dan bekerja juga sepeti mesin.

Dari hasil pantauan the Guru itu, terlihat bahwa Ujian Nasional adalah alat untuk menakut-nakuti para pendidik dan siswa (kasus Bengkulu, ada 16 orang kepala sekolah ditangkap polisi, dan menjadi berita utama yang lebih heboh dari kasus korupsi trilliunan rupiah) . Tetapi apakah langkah-langkah seperti itu menjamin tercapainya salah satu tujuan pendidikan nasional yakni menciptakan manusia yang menguasai teknologi, beriman, dan bertaqwa?
Yang terjadi adalah: siswa hanya belajar untuk lulus ujian. Bukan belajar untuk tahu, menguasai, dan mengamalkan.

.


Sabtu, 11 April 2009

KEMAJUAN DARI HONGKONG?

Pada suatu akhir pekan seperti biasa saya habiskan dengan nongkrong di warnet favorite saya. Menghindar terik matahari sambil menikmati secangkir kopi. Saya hari itu pengen sekali posting. Pada tanggal 9 dan 10 April, saya tidak mengakses blog saya, tidak juga posting karena pada tanggal 9 itu saya harus nyontreng, dan berikutnya tanggal 10 saya disibukkan dengan persiapan kedatangan board of director dari east west center Amerika. Selama 2 hari itu, saya hanya mengakses e mail saya dari hp.

Karena dua hari tidak ngeblog, dan begitu banyak kejadian yang ingin saya share, maka hari itu saya ingin mem-posting beberapa hal. Keheranan saya dengan pelaksanaan Pemilu, pernyataan Presiden tentang hasil pemilu dari quick count, tentang bandwidth telkom yang diborong KPU pada hari H+1, dan tentang seorang guru besar perguruan silat lokal yang meninggal dunia.

Saya sudah menulis tentang pelaksanaan pemilu. Dan ketika saya sedang searching gambar di google untuk lay out postingan yang sesuai, tiba-tiba.....layar di depanku berkejap dan mati.

Selasa, 07 April 2009


Ini mungkin bisa menerangkan kenapa Barat dan Timur sangat sulit bersatu. Ada satu bagian yang sulit dilewati di Timur Tengah. He he he
Saya dapetin gambar ini di Papaxicolate.blogspot. Terus coba-coba saya minta, eh ternyata papuk carlos baek banget mo ngasi. Itung-itung nyenengin ati kala resah.

Minggu, 05 April 2009

Fantasy Net 2 di Selong

FANTASY NET2 (KONSEP WARNET DAN CAFE)
Ada banyak warnet di Selong. Salah satunya adalah Fantasy Net 2, di Jalan Pahlawan 47 Pancor, komplek Kartini Muda.
Tempat parkir yang luas, ruangan yang ber AC, dan setting ruangan yang menggabungkan antara cafe dan warnet adalah beberapa sebab saya suka nongkrong di sana.
Setiap kali pulang kantor pada siang yang panas, biasanya saya masuk ke Fantasy Net, memesan kopi dengan bayaran Rp2000, atau pop mie, saya bisa menghindar dari panas kota Selong yang berlebih.

Ruangan yang dimiliki juga luas (terlalu luas dengan hanya 15 booth yang tersedia. Tapi ruang kosong diisi dengan bar tempat kita bisa memesan kopi atau soft drink lainnya. Ruangan sejuk dan kopi yang nikmat, disertai dengan penjaga warnet yang ramah, membuat saya bisa bertahan lama di sana, meskipun saya tidak mengakses internet sama sekali (lho? lantas ke warnet ngapain, Guru? Ya itu, ngopi).

Selain itu juga dengan monitor LCD 17", maka Fantasy Net adalah satu-satunya warnet di Selong yang memanjakan para user dengan monitor yang ramah di mata. Kecepatan akses saya nilai cukup cepat. Dengan fasilitas seperti itu, tarif per jamnya termasuk paling murah, bahkan lebih murah dibanding dengan warnet yang pake ACC (Angin Cuma-cuma). Oh ya, kalo bawa laptop, kita bisa mencolok ke kable LAN dengan tarif yang lebih murah.

Konsep dan setting Fantasy Net memang agak beda dengan warnet-warnet lain di kota Selong. Fantasy Net tidak hanya menyediakan jasa warnet namun juga jasa cafe. Nah..... Jadi kita bisa akses internet sekaligus clubbing.
Gemana ya? Kalo misalnya blogger Lombok Timur (kalo bisa seh, lebih luas lagi) bisa copy darat di Fantasy Net? Bisa sharing dan mempererat tali silaturrahmi, gitu. Selain tempatnya nyaman, bukanya 24 jam lho? And midnight to morning, happy hours, bayarnya off 37,5%.
Kayaknya Fantasy Net2 layak dijadikan referensi warnet di Selong kalo blogger kebetulan bagpacking (mengukur orang dengan baju sendiri? gak lah ya?) ke Lombok Timur.

Jumat, 03 April 2009

Uang, oh Uaaaaangngng.....!!!!

Siapa yang gak suka uang? Yaaaah mungkin yang gak disukai hanya uang palsu atau uang monopoli. Selain orang gila, setiap orang, pasti suka uang.
Pada zaman sekarang ini, hampir semua hal bisa didapat dengan uang. Bahkan harga diri seseorang bisa dibeli dengan uang. Harganya tergantung kondisi. Kalo lagi pemilu, bisa-bisa harganya hanya Rp10 rb. Itu untuk harga lima tahun, lho.

Pendiri negara ini yang menjadi ikon uang seratus ribuan sejak tahun 2004 akhirnya tidak tahan juga melihat kondisi bangsa ini. Anaknya kalah pemilu tahun itu, dan sekarang ngotot ingin kembali dengan segala daya dan upaya, meski harus mengatakan sesuatu yang berlawanan dengan kenyataan seperti pada kasus BLT. Pada kasus BLT, Megawati mengatakan itu sama dengan menggadaikan diri, sementara pada saat berkuasa menjadi Presiden, Megawati menggadaikan negara ini dengan menjual hampir seluruh asset negara pada privat, asing atawa domestik.

Mungkin juga the Founding Fathers malu karena melihat harga mereka makin lama makin turun saja. Dulu bisa membeli 2 kg susu formula untuk bayi, sekarang, untuk membeli 1 kilo saja masih kurang.

Atau, mereka malu karena mendengar penerusnya yang sekarang presiden mengatakan negara berhasil membangun padahal pada kenyataannya rakyat harus antre beras, antre BBM, antre gas, antre Sembako, antre BLT, antre sedekah (yang rata-rata antre ini membawa korban, paling tidak ada yang pingsan).

Kemungkinan lain, karena mereka banyak dipegang koruptor?

Ah, the Guru terlalu banyak berandai-andai. Padahal sekarang sudah bukan zamannya lagi untuk begitu. Tapi bagaimana tidak berandai-andai kalau semua hal butuh uang?
The Guru akhirnya berteriak kesal: "Uang bukan segala-galanya!"
Murid saya berteriak: "Betuuuuuuullllll!!!!!!! Tapi Guru, segala-galanya butuh uang."
Aku terhenyak memandang uang lusuh di pangkuanku yang menutup muka, malu.

Kamis, 02 April 2009

Ada berita yang menjadi perhatian the Guru pada penghujung bulan Maret ini, yakni permintaan untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan presiden Sudan, Omar al Bashir. Permintaan ini dilakukan oleh Luis Oreno Ocampo, Jaksa penuntut umum Pengadilan Kejahatan International (ICC -International Criminal Court). Surat perintah tersebut keluar karena al-Bashir dianggap bertanggung jawab melakukan pelanggaran HAM (5 tuduhan) dan kejahatan kemanusiaan (2 tuduhan). Tuduhan ini berkaitan dengan kerusuhan etnis di Darfur, Sudan Utara, sejak tahun 2004 s.d. 2007. Surat penangkapan ini tentu saja mengherankan para ahli hukum dunia karena dinilai sebagai hal yang sangat munafik, mengingat bahwa rakyat Darfur berunjuk rasa menentang surat perintah penahanan itu. Meskipun sebenarnya, al-Bashir tidak bisa ditangkap di dalam negeri Sudan, karena Sudan tidak meratifikasi Statuta Roma yang merupakan dasar berdirinya ICC, namun dia bisa ditangkap sewaktu-waktu di negara yang meratifikasinya. Dan jika al Bashir tidak keluar Sudan, Ocampo berniat mengajukan masalah ini ke DK PBB, dan hal ini sangat dimungkinkan karena organisasi yang berdiri tahun 2008, dengan keanggotaan sekarang berjumlah 108 negara ini, sejak awal berdirinya diharuskan untuk menjalin kerjasama dengan DK PBB.

Bandingkan dengan keinginan bebagai pihak yang ingin membawa pemimpin Israel ke pengadilan yang sama dengan tuduhan kejahatan perang yang mereka lakukan dalam perang 22 hari ( Desember 2008 s.d Januari 2009).

Israel telah dengan jelas melakukan pelanggaran berat HAM dan melakukan kejahatan perang. Mereka telah menggunakan bom fosfor putih yang jelas-jelas dilarang penggunaannya dalam perang, mereka telah melanggar konvensi Jenewa mengenai penyerangan terhadap rakyat dan fasilitas sipil, menutup perbatasan yang menghalangi hak sipil untuk mengungsi dari medan perang, dsb. Hal ini diungkapkan oleh para tentara yang terlibat dalam peperangan 22 hari itu dalam testimoni yang dilakukan dalam Kursus pramiliter Yitzhak Rabin di Aranim Academic College, Tivons, Israel Utara. Diberitakan bahwa testimoni itu sendiri dilakukan secara tertutup namun transkripnya berhasil diperoleh harian Israel Haaretz yang kemudian mempublikasikannya.

Sudah jelas penjahatnya "bernyanyi", tunggu apalagi? Seharusnya dunia bisa lebih adil dalam memperlakukan bangsa-bangsa dan ras seperti yang selalu didengungkan oleh para pengusung keadilan. Tapi mana buktinya? Amerika yang tidak meratifikasi ICC (bersama dengan Cina, India, Rusia, Amerika belum bergabung dengan ICC) mendorong penangkapan Omar al-Bashir, seperti yang diungkapkan oleh menlu Hillary Clinton, tapi diam pada kasus kejahatan Israel, malah cenderung membelanya, meskipun kejahatan itu diakui oleh pelakunya, dan dibuktikan sendiri oleh peninjau dari PBB.
Tatanan dunia apa sih yang sedang kita bangun?
Apa yang diharapkan oleh Amerika (pemerintahan Amerika)? Apakah standar ganda yang selalu dimainkannya sejak dulu kala akan terus berlanjut? Tidak ada perdamaian dunia kalau tidak ada keadilan yang sama untuk setiap bangsa dan ras.

Dan rakyat Amerika tentu saja sudah menyadari ini. Buktinya beberapa saat yang lalu, setelah perang yang dinilai oleh banyak pihak sebagai kekalahan Israel, New York Time mengeluarkan sebuah headline yang berjudul "Can Israel Survive?". Dengan dukungan yang tanpa batas dari Amerika dan sekutunya, seharusnya pertanyaan itu bisa dinilai sebagai sebuah gag, lelucon. Tapi tampaknya dengan menguatnya pengetahuan rakyat Amerika tentang Islam, yang dibuktikan dengan jumlah muallaf yang dari ke hari selalu meningkat, dan kesadaran mereka tentang kebijakan pemerintah yang keliru tentang Israel, maka sudah pada tempatnya pertanyaan itu diajukan, yang pada ujungnya menggugat: untuk apa Amerika berkorban harta benda sampai krismon, mengorbankan rakyatnya sendiri sampoai banyak yang mati, hanya untuk membela penjahat seperti Israel?

Sudah saatnya Amerika tahu bahwa musuh mereka yang sebenarnya bukan Islam, seperti retorik yang diajukan oleh mantan presiden Islamophobic berdarah mereka, G. W. Bush, karena Islam adalah ideologi yang sejalan dengan demokrasi, bahkan lebih baik. Justru yang harus mereka waspadai adalah Israel yang memiliki tujuan untuk menguasai dunia dan menganggap manusia lain selain Israel tidak lebih berharga dari Babi.
Jadi tidak heran kemudian Newsweek terbitan New York pada bulan Pebruari lalu memuat pada cover depannya berita dalam bahasa Arab dengan tulisan Arab yang berjudul, Al Islam al Radiikally Hakiikatu min Haqaiq al Hayya, Kaifa Nata'aaysy maa'ah (Radical Islam is Fact of Life, How We Can Live with It). Meskipun pada dasarnya the GURU tidak setuju dengan pembagian Islam menjadi radikal, moderat, liberal, garis keras, etc. tapi dengan pemuatan berita itu saya harap bisa menggugah rakyat Amerika bahwa sudah saatnya mereka memikirkan bagaimana berdampingan dengan Islam, agama yang mengutamakan perdamaian, seperti namanya, sehingga kita bisa hidup bersama dengan damai tidak hanya di bumi, tapi juga di akhirat. Insya Allah.