Laman

Selasa, 29 Juni 2010

Di Negara Teror Rakyat Tidak Boleh Miskin

TheGuru selalu terhenyak ketika mendengar berita tentang begitu banyaknya teror yang dilakukan oleh "negara" (baca: kebijakan penyelenggara negara). Sebut saja misalnya, ledakan tabung gas, kecelakaan pesawat, kapal tenggelam, kecelakaan kereta api, kebakaran gara-gara lampu templek atau lilin. Dan herannya, korbannya, selalau rakyat miskin. Berikut adalah beberapa bentuk teror negara terhadap rakyat miskin.



Negara mengirim bom berupa tabung gas ukuran 3 kg ke rumah-rumah masyarakat miskin dan dengan sendirinya meledak di sanan. Dari data yang dihimpun Media Indonesia, sepanjang Januari hingga Juni 2010 terjadi 16 ledakan besar tabung elpiji di berbagai daerah. Ledakan tersebut menewaskan 8 orang, melukai 22 orang, dan menghanguskan puluhan bangunan.

Negara telah menghapus subdidi BBM untuk rakyat miskin dan memberi kita bom berupa tabung gas ukuran 3 kg. Tabung-tabung ini meledak di rumah-rumah kita dan mengambil harta dan nyawa begitu banyak orang. Tindakan teror ini tentu saja lebih dahsyat daripada teroris yang diperangi pemerintah saat ini. Teroris tidak masuk ke rumah-rumah masyarakat miskin dan meledakkan rumah bersama isinya, tapi negara malah melakukan yang lebih dahsyat dari itu. Tapi negara seakan-akan tidak bersalah dalam hal ini. Berapa banyak lagi korban yang harus jatuh, baru negara akan bertindak?

Di luar rumah, teror negara terhadap rakyat miskin lebih banyak lagi. Pemerintah menyediakan moda transportasi umum yang murah seperti kereta api. Dalam sejarah transportasi Indonesia, kecelakaan kereta api sudah terlalu sering terjadi, dan anehnya, kecelakaan-kecelakaan seperti kereta api terguling, anjlok, ttabrakan, selalu saja terjadi berulang-ulang. Seakan-akan negara tidak peduli dengan korban-korban yang jatuh. Perbaikan seluruh sistem per-keretaapi-an Indonesia sudah sangat mendesak. Privatisasi moda transporatsi kereta api yang bisa mengubah kereta api Indonesia sebagai moda transportasi yang aman, nyaman, cepat, dan terjangkau rakyat miskin seharusnya sudah dilakukan oleh pemerintah. Kapan teror kereta api akan berhenti?

Jaringan kereta api kita, kereta api yang dioperasikan, operator-operatornya, sudah terlalu tua. ketika negara-negara lain berlomba-lomba menciptakan kereta api "electro-magnetic train" modern, negara kita, masih saja mengoperasikan jaringan kereta api dan lokomotif serta gerbong peninggalan perang. Secara objektif, saya harus katakan bahwa memang ada perbaikan, tapi itu tidak seberapa dengan yang masih rusak tapi difungsikan.

Sistem yang dipakai juga sangat kuno. TheGuru pernah naik kereta api di Jepang, baik kereta api cepatnya Sin-Kan-Zen yang super cepat dan tentu saja mahal yang pelayanannya melebihi pelayanan di pesawat domestic Indonesia. Tapi JR (Japan Railway) yang merupakan mode transportasi murah juga sangat nyaman. Tempat duduknya yang nyaman, ruangan full AC, petunjuk-petunjuk yang jelas, cara membeli tiket di mesin tiket, tidak perlu ngantre terlalu lama, tidak perlu pesan tiket lama sebelum berangkat, tidak perlu lewat calo, tidak perlu desak-desakan, dan yang paling penting, tidak perlu takut celaka.

Teror yang lain adalah moda trasport udara yang murah, tapi penuh resiko. Rakyat miskin sekarang sudah bisa menikmati bagaimana naik pesawat terbang. Tapi itu dengan beberapa syarat; harga tidak tetap (tergantung kapan anda memesannya), harus bawa makanan dan minuman sendiri kalo tidak mau kelaparan karena maskapai penerbangan murah tidak menyediakan makanan gratis kepada penumpang, dan yang terakhir, harus berani mati. Karena penerbangan murah ini banyak ditimpa kecelakaan. Tidak tahu sebabnya yang jelas apa, karena pemerintah tidak memberikan kita informasi yang luas mengenai sebab-sebab kecelakaan yang terjadi di dalam negeri ini.


Masih banyak lagi teror-teror yang lain seperti kecelakaan maut yang diakibatkan oleh jalan rusak, teror pemilukada, teror anti-teror, teror pol-pp, teror mati lampu, teror pendidikan mahal, teror biaya sakit yang tidak terjangkau, dan banyak lagi teror yang semuanya hanya untuk rakyat miskin.

Kapan pemerintah akan menghentikan terornya kepada rakyatnya sendiri (yang sebagian besar miskin)? Oleh karena itu, hanya satu yang bisa theGuru sarankan untuk rakyat Indonesia, yakni: Anda tidak boleh miskin. Karena negara akan membasmi Anda. Hanya Tuhan yang tahu. "Sesungguhnya, para pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya." (al-Hadits)

Minggu, 27 Juni 2010

Guru Juga Mencontek (baca: Manusia)



Ternyata, mencontek bukan hanya milik siswa, tapi juga guru-guru. Itu saya lihat sendiri ketika ditugaskan menjadi pengawas Ujian Universitas Terbuka yang pesertanya sebagaian besar adalah guru-guru SD (GTT maupun PNS). Di atas adalah foto-fotonya. Quo vadis Pendidikan Indonesia? Baca juga "Menyontek Akan Dibolehkan" di Arsip Blog.

Melintasi Zaman Dengan Pembaharuan


Dua pekan menjelang Muktamar 1 Abad Muhammadiyah di Yogyakarta, suasana kota Yogya, kampung halamannya Muhammadiyah, terasa kental dengan suasana Muktamar. Balon-balon raksasa, baliho, spanduk, stiker, bertemakan Muktamar satu Abad, bisa kita lihat di sebagian besar tempat di kota Yogya.

Memasuki kampung Muhammadiyah (Kampung Kauman, saya katakan kampung Muhammadiyah karena di situlah dimulainya dakwah Ketib Amin seratus tahun yang lalu), suasan muktamar sangat kental. Mesjid Gede tempat dimulainya dakwah Muhammadiyah berbenah. Halaman ditutup pasir, pohon jati yang sudah ditebang dibuatkan replikanya, kolam masjid dibenahi, film 100 tahun Muhammadiyah mengambil masjid Gede sebagai salah satu lokasi shooting (gak tanggung-tanggung, film ini disutradarai Hanung Bramantyo). Ibu-ibu sampe tukang becak membicarakannya. Muktamar yang ke-46 ini benar-benar Muktamar yang ditunggu-tunggu warga Muhammadiyah.



Tidak dapat dipungkiri bahwa perjuangan awal yang keras dan berat itu, akhirnya berbuah manis juga. Kini Muhammadiyah menjadi organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Nomor dua setelah NU. Ulama-ulama Muhammadiyah telah berhasil mewarnai kehidupan beragama dan bernegara di Republik ini. Dengan penampilan teknokrat, otak ulama, Muhammadiyah berhasil merespon semua tantangan zaman dengan Tajdid.

Sekarang, dengan tema Muktamar “Gerak Melintasi Zaman, Dakwah dan Tajdid Menuju Peradaban Utama” Muhammadiyah harus mampu melintasi zaman, tegar beragama yang kaffah dan hanif, dan tidak takut berkata benar, walaukanamuuran.

Selamat bermuktamar, dan harus terus menjadi organisasi keagamaan tanpa embel-embel keinginan untuk menjadi partai politik. It was an out of date passion.