Laman

Sabtu, 23 Mei 2009

Resepsi Hardiknas Lotim


Malam Minggu kemarin, aku menghadiri resepsi Hardiknas di pendopo Bupati Lombok Timur. Acaranya meriah, yang diundang banyak. Pejabat-pejabat, Dewan Pendidikan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, guru-guru berprestasi, siswa berprestasi, kepala sekolah-kepala sekolah, ibu-ibu Darmawanita, dan banyak lagi.

Pada kesempatan itu, ditampilkan acara hiburan oleh siswa-siswa SD, SMP, dan SMA di sekitar kota Selong. Ada Tari Rudat, pembacaan puisi oleh siswa SLB tuna wicara, pantomim, drama sendra tari, dan tentu saja ada pidato sambutan dari yang punya hajat, yaitu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lombok Timur, Bapak Drs. Muh. Suruji, yang memaparkan betapa pentingnya itikad kuat dari semua pihak di kabupaten ini untuk meningkatkan mutu pendidikan yang akan mampu mengangkat IPM Lombok Timur.

Menurut Kepala Dinas, ada kekhawatiran, peringkat IPM Lombok Timur yang saat ini berada di peringkat 7 dari 9 Kabupaten/Kota yang ada di NTB akan merosot ke urutan 9 dari 10, karena disinyalir, pemekaran kabupaten Lombok Barat menjadi KLU dan Lombok Barat akan mengangkat peringkat Lobar yang pada tahun kemarin berada di posisi 9, menjadi peringkat 3 atau 4. Karena, selama ini dipercaya bahwa peringkat bontot bagi Lombok Barat disebabkan oleh rendahnya IPM mereka di wilayah bagian utara.
Selain itu, terbaca dari statistik pendidikan, bahwa Kabupaten Lombopk Tengah juga sudah melakukan terobosan yang banyak, sehingga peringkat Lombok Tengah bisa jadi berada di atas Lombok Timur pada tahun yang akan datang.

Nah, berdasarkan itu, menurut Kepala Dinas, harus ada terobosan penting. Salah satu di antaranya adalah dengan pemerataan guru. Guru-guru harus mau ditempatkan di mana saja, tidak memandang jauh atau dekat dari pusat kota. Kendalanya selama ini untuk proses pemerataan guru adalah karena banyak dari guru-guru yang tidak mau di tempatkan di daerah yang jauh dari kota. Dan kebanyakan yang tidak mau ini adalah mereka yang merupakan keluarga pejabat.

Nah, kalau sudah begini, memang susah juga. Pejabat yang seharusnya lebih mengerti arti dari tanggung jawab pendidikan, seharusnya lebih rela kalau istrinya, anaknya, adiknya, atau kakaknya bertugas di daerah suburban. Karena, saya pikir, itu termasuk salah satu bentuk dari kecintaan mereka terhadap negara. Pimpinan yang arif, pasti tahu itu. Hmmmh, well?

Tidak ada komentar: